Sabtu, 31 Maret 2012

MENGISI KEHAMPAAN HIDUP


Suatu tujuan dan asa yg tinggi untuk menggapai asa itu mungkin akan membuat hari kita tidak merasa hampa..
hampa biasanya diakibatkan tidak adanya tujuan atau cita-cita dan perjalan hidup hanya sekedar melaksanakan ritual saja, dan tidak ada nilai yang bisa diambil.
Tujuan biasanya ada dua macam menurut jangka waktunya yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang
tujuan jangka pendek misalnya karir tahun ini harus naik, usaha lebih banyak untung, menyelesaikan skripsi, dll. sedangkan tujuan jangka panjang misalnya adalah menikah, membuat perusahaan besar, masuk syurga, dll.
Bila hidup dijalani hanya sekedar ritual sihari - hari saja maka tidak ada nilai dari kehidupan ini. maka itu akan menambah kehampaan dalam hidup ini.

jadi tips untuk keluar ari kehampaan adalah sebagai berikut


1. kita luruskan niat (untuk mecari ridla TUHAN) ,tentukan tujuan 
2.setelah menentukan tujuan + cita2, kita cari tahu ilmu apa aja yg dibutuhin untuk menggapai tujuan n cita2 itu
ilmu itu adalah ilmu agama,ilmu yg menunjang karir dan ilmu sosial ato bermasyarakat ato bahasa mungkin.
3.langkah mudah tuk mulai perbaikan diri
mulai perbaikan diri dengan melihat kedalam diri dan instrospeksi diri. apa yg ada dlm diri kita yg membuat kegagalan dimasa lalu? klo dah tau jawabannya, hilangkan apa yg menjadi kegagalan dimasa lalu itu
misal nya ego tak terkontrol,berarti harus terkontrol dgn iman n taqwa serta tak lupa ilmu.
4.cari suasana ato teman yg bisa mendukung 3 poin tadi,biar saat kita kurang semangat ato salah ada yg mengingatkan.
5.Dekatkan diri pada yang kuasa
6. istiqomah menuju tujuan hidup n gapai cita cita
7. sabar dan tawakal
..

Kamis, 29 Maret 2012

SUARA RAKYAT

AAAwwwww ... aduuu hh...
serentak mendengung dipeloksok negeri
suara jeritan rakyat mengaduh disela putusan sang kepala
apakah hanya berita yang mendayu berbising noda pedih
ataukah  fakta pendesak hidup rakyat


jeritan yang sering tak terdengar oleh sang kepala
lebih sering terhalang oleh ego dan masalah duniawi
tak ayal jeritan itu hanya angin lalu belaka
sungguh aneh


sang kepala yang asalnya rakyat, tapi tak sering mendengarkan jeritan rakyat


Kamis, 15 Maret 2012

Cara Iblis menyesatkan kita dengan SAJADAH !


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apakah kalian tidak berbaris sebagaimana berbarisnya para malaikat di sisi Rabb mereka?” Maka kami berkata: “Wahai Rasulullah, bagaimana berbarisnya malaikat di sisi Rabb mereka?” Beliau menjawab: “Mereka menyempurnakan barisan-barisan (shaf-shaf), yang pertama kemudian (shaf) yang berikutnya, dan mereka merapatkan barisan”. (HR. Muslim, An Nasa’i dan Ibnu Khuzaimah).

Siang menjelang dzuhur. salah satu iblis ada di masjid. Kebetulan hari itu adalah hari Jum'at, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam masjid. Ia tampak begitu khusyuk. Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk dan masuk dari segala penjuru, lewat jendela, pintu, ventilasi, atau masuk lewat lubang pembuangan air

Pada setiap orang, iblis masuk lewat telinga, ke dalam syaraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jamaah yang hadir. Iblis juga menempel di setiap SAJADAH. "Hai Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid. Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"
Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.
Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu".
"Dengan apa?", tanya kiai.
Iblis : "Dengan sajadah !".
Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "
Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"
Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"
Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"
Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".

Dialog iblis dan kiai sesaat terputus. Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sajadah. Keduanya berdampingan. Salah satunya, memiliki sajadah yang lebar. Sementara, satu lagi sajadahnya lebih kecil.

Orang yang punya sajadah lebar seenaknya saja membentangkan sajdahnya, tanpa melihat kanan-kiri. Sementara, orang yang punya sajadah lebih kecil, tidak enak hati jika harus mendesak jamaah lain yang sudah lebih dahulu datang. Tanpa berpikir panjang, pemilik sajadah kecil membentangkan saja sajadahnya, sehingga sebagian sajadah yang lebar tertutupi sepertiganya

Keduanya masih melakukan sholat sunnah.
"Nah, liat itu kiai !", Iblis memulai dialog lagi
"Yang mana ?", tanya kiai

"Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu, mereka punya sajadah yang bebeda ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka"

Iblis lenyap. Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan iblis sebelumnya. Pemilik sejadah lebar ,rukuk, Kemudian sujud. Tetapi sambil bangun dari sujud, ia membuka sajadahnya yang tertumpuk, lalu meletakkan sajadahnya diatas sajadah yang kecil. Hingga sajadah yang kecil berada dibawah sajada yang besar. kemudian ia berdiri, Sementara, pemilik sajadah yang lebih kecil melakukan hal serupa. Ia juga membuka sajadahnya, karena sajadahnya ditutupi oleh sajadah yang lebih besar. Itu berjalan sampai akhir sholat sunnah.

Bahkan, pada saat sholat wajib juga, kejadiaan itu beberapa kali terlihat di beberapa bagian masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas dari pada di bawah. Di atas sajadah saja orang sudah berebut kekuasaan dengan orang lain. Siapa yang memiliki sajadah lebar akan meletakkan diatas sajadah kecil. Sajadah sudah dijadikan iblis sebagai pembedaan kelas.

Pemilik sajadah diidentikan sebagai orang yang memiliki kekayaan, yang setiap saat harus berada diatas daripada yang lain. Sedangkan pemilik sajadah yang kecil, adalah kelas bawah yang setiap saat selalu menjadi sub-ordinat dari orang yang kaya.
Diatas sajadah saja, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain. " ASTAGHFIRULLAHAL ADZIM


“Rapatkanlah shaf-shaf kalian, saling berdekatanlah, dan luruskanlah dengan leher-leher (kalian), karena demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggamannya, sesungguhnya aku melihat setan masuk dari celah-celah shaf seakan-akan dia adalah kambing kecil.” (HR Abu Dawud)
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=11964026
Ciutkan pos ini

Selasa, 13 Maret 2012

LEVEL KEBAHAGIAN

Jika Anda ingin meraih level kebahagiaan, maka atasi ego Anda. Buatlah sebuah keputusan berani, untuk melepas perasaan:

1. Ingin selalu menguasai
2. Ingin selalu di setujui
3. Ingin selalu di puji

Karena di tiga area itulah egoisme kerap beraksi.(Deepak Chopra, penulis asal India)


Suatu level kebahagian dapat diukur bila kita selalu bersyukur dan selalu berbuat yang terbaik dengan cara yang benar. bertambahnya Level kebahagian bisa dirasakan bila kita semakin dekat dengan Tuhan seiring bertambahnya kenikmatan yang diterima.


ADIL

Kata yang memang mudah dikatakan, cukup susah dimengerti bila tak tahu ilmunya, cukup berat dilakukan bila tak dimengerti.
Jangankan bisa ADIL dalam berkata,
adil pada keluarga atau orang lain,
memutuskan, mengislahkan atau mendamaikan suatu perkara,
ADIL terhadap diri sendiri pun terkadang terlupakan.
Karena semua itu bisa terpenuhi bila Tenang sehingga bisa berfikir jernih,
Sabar dan jujur sehingga nafsu tak mengendalikan diri, melihat serta empati sehingga kita bisa peduli pada diri sendiri,
keluarga atau pun orang lain,
menjaga lidah yang tak bertulang sehingga antara DIAM dan BeRKATA itu bisa tepat dilakukan.
dan itu semua berdasarkan HATI yang terpau dengan IMAN dan TAQWA pada Allah

Menempatkan sesuatu pada tempatnya dengan porsi dan cara yang benar itu kuncinya, 
Mintalah kepada SAng Maha ADil agar kita bisa berlaku ADIL dan dimasukan kedalam golongan orang orang yang dinaungi rahmat Allah dihari KIAMAT nanti ..